2010, Ekonomi RI Lebih Optimistis

Kinerja ekonomi Indonesia pada 2010 diprediksi mulai membaik. Itu terlihat dari sejumlah indikator ekonomi makro di dalam negeri yang menunjukkan angka lebih optimistis ketimbang 2009, Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pada 2010 berada di kisaran 5,0-6,0% atau meningkat dibandingkan asumsi dalam APBN 2009 sebesar 4-5%. Sedangkan defisit anggaran diproyeksikan 1,3% dari pendapatan domestik bruto (PDB). (Lihat tabel).
Laju inflasi 2010 diprediksi 4,5-5,5%, tingkat bunga SBI tiga bulan 6,0-7,0%, nilai tukar rupiah Rp 9.500-10.500 per dolar AS. Selain itu asumsi harga minyak USS 45-60 per barrel, dan produksi minyak (lifting) 0,9500,970 juta barel per hari.
"Pemerintah memperkirakan ekonomi dapat pulih pada 2010," ujar Pit Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati dalam rakor pembangunan tingkat pusat 2009 dalam rangka penyusunan rencana kerja pemerintah (RKP) 2010 di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (22/4).
Pemerintah juga memproyeksi tingkat kemiskinan 2010 berada di kisaran 12-13,5% atau turun dibandingkan 2009 sebesar 12-14%. Sedangkan tingkat pengangguran turun menjadi 8% ketimbang 2009 berkisar 8,3-8,6%.
Untuk menjaga ekonomi agar tidak semakin terkontraksi, menurut Sri Mulyani, pemerintah berupaya menjaga belanja kementerian/lembaga (K/ L) dengan alokasi dana Rp 329,97 triliun pada 2010, turun sedikit dibandingkan 2009 sebesar Rp 333,5 triliun.
Pagu indikatif belanja K/L 2010 terdiri atas alokasi mengikat Rp 134,91 triliun dan tidak mengikat Rp 195,05 triliun. Sedangkan sumber pembiayaan yaitu dari rupiah murni (tax payer) Rp 285,73 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 11,65 triliun, badan layanan umum (BLU) Rp 7,06 triliun, pinjaman dalam negeri Rp 1 triliun, dan hibah luar negeri Rp 1,4 triliun.
"Saat ekonomi menurun, penerimaan juga menurun. Kalau penerimaan turun dan belanja dipotong, ekonomi semakin kontraksi. Maka, belanja dijaga sama dengan 2009, bahkan beberapa lebih tinggi," ujar Sri Mulyani yang juga menteri keuangan.
Dia menambahkan, anggaran pendidikan 2010 dialokasi Rp 82,5 triliun, sedangkan transfer ke daerah terkait pendidikan mencapai Rp 113 triliun. Dengan demikian total anggaran pendidikan menjadi Rp 195,6 triliun atau 20% dari total belanja APBN.
Sementara itu, kata Sri Mulyani, tarif pajak badan pada 2010 akan diturunkan dari 28% menjadi 25%, sebagai bentuk stimulus fiskal. Pemerintah juga akan memberikan subsidi pajak pertambahan nilai (PPN) dan bea masuk untuk sektor strategis. Tarifbea masuk juga akan disesuaikan kondisi regional dan internasional. "PNBP sumber daya alam (SDA) tergantung asumsi pada harga minyak. Sedangkan penerimaan pajak nonmigas akan naik moderat sekitar 14% untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi," papar dia.
Nomor Tiga
Secara terpisah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini nomor tiga tertinggi di Asia, setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India. Pada kuartal I-2009, Indonesia diprediksi mencatat tingkat pertumbuhan sekitar 4.6-4,8%, sementara itu ekonomi RRT tumbuh 7,5%, dan India 5,5%.
"Perekonomian Indonesia 2009 jauh lebih baik dari ramalan banyak pihak,"kata Kepala Negara saat berpidato pada peresmian pembukaan Pameran Inacraft 2009 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, kemarin.
Sesuai prediksi Departemen Keuangan dan Badan Pusat Statistik (BPS), kata Presiden, pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara. Sebab, pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Singapura diprediksi minus.6%. Thailand minus2%,Ma-laysia minus 0,2%, dan Filipina 2-2,5%.

Jadi Referensi DPR

Menanggapi asumsi makro 2010 yang disampaikan pemerintah, Wakil Ketua Panitia Anggaran (Panggar) DPR Harry Azhar Aas mengatakan, asumsi tersebut dapat menjadi referensi pembahasan dengan DPR
"Angka-angka itu boleh saja menjadi referensi untuk pembahasan. Tetapi yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan pendapat fraksi-fraksi di Panggar DPR." kata dia.
Harry menambahkan, secara umum pendapat Panggar DPR bia-sanya lebih optimistis dari usul pemerintah.
Sementara itu, ekonom dari UGM Tony Prasetiantono sependapat dengan sebagian asumsi makro 2010 yang disampaikan pemerintah. "Pertumbuhan ekonomi 2010 saya perkirakan 5%," ujar dia.
Laju inflasi tahun depan, Tony memperkirakan 5%, karena daya beE masih lemah dan masyarakat cenderung berhati-hati dalam belanja, serta lebih banyak menabung. "BIrate di 2010 bisa mencapai 6,5%, atau sekitar 1% atau 1,5% di atas inflasi," ucap dia
Untuk harga minyak, Tony memperkirakan sekitar USS 50 per barel. Hal ini seiring dengan perbaikan ekonomi dan meningkatnya permintaan minyak naik. Besaran defisit anggaran 1,3% juga dia nilai masuk akal, (nov)

Sumber : Investor Daily Indonesia

0 Response to "2010, Ekonomi RI Lebih Optimistis"

Post a Comment

Powered by Blogger