"Ekonomi Mikro & Makro Harus Digabung"

 Rheza Andhika Pamungkas - Okezone

Demi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sektor mikro dan makro harus dikombinasikan agar berjalan seimbang.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah kepada wartawan saat menghadiri acara kajian tengah tahun INDEF 2010 dengan tema kerentanan mikroekonomi di balik stabilitas makroekonomi, di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Kamis (29/7/2010).
"Tidak mungkin menyerahkan semuanya kepada BI. Kita perlu perkenalkan kombinasi mikro dan makro. Baru-baru ini Gubernur BI terpilih Darmin Nasution memperkenalkan konsep penggabungan mikro dan makro di sektor perbankan yakni mengabungkan antara Giro Wajib Minimum (makro) dengan Loan to Deposit Ratio/rasio pertumbuhan kredit perbankan (mikro) yang perlu dikelola oleh bank umum," jelasnya.
Namun selanjutnya, yang menjadi masalah lain apakah bank jika didorong untuk memberikan kredit dapat menaikkan kreditnya jika sisi permintaan tidak dinaikkan. "Inilah yang menjadi tantangan terbesar perbankan saat ini," tambahnya.
Menurutnya, peran stimulus fiskal sangat mutlak dibutuhkan untuk mendorong ekonomi. Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa kebijakan GWM LDR adalah kebijakan yang netral. "Dengan disinsentif dan insentif. Jika berjalan, dampaknya ke ekspansi moneter itu jadi netral," tambahnya.
Menurutnya, dengan menggabungkan sektor makro dan mikro, industri manufaktur harus jadi penyumbang terbesar untuk dapat membalikkan deindustrialisasi.
"Untuk sektor perbankan, bagaimana industri ini diminati oleh perbankan untuk diberikan kredit? Makanya inilah yang menjadi alasan bagi BI untuk memberikan kebijakan GWM LDR tersebut," jelasnya.
Akan tetapi, lanjutnya, ada suatu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan pengawasan fungsi pengawasan perbankan. "Kita (BI) tidak tahu bahwa ada suatu upaya pemisahan antara makro dan mikro," sindirnya mengakhiri.(ade)

0 Response to ""Ekonomi Mikro & Makro Harus Digabung""

Post a Comment

Powered by Blogger